Banyak yang bertanya kenapa
Shanaz akhirnya memutuskan untuk implan koklea?. Dan memang harus saya akui keputusan sampai ke
titik itu sudah melalui proses yang sangat panjang sekali, setelah melakukan
banyak hal, baru kemudian akhirnya memilih implan koklea.
Dari awal saya sudah bilang saya
bukan lah kubu anti implan, bukan juga yang mendewa-dewakan impalan koklea
sebagai jawaban dari segala-segalanya. Saya adalah tipe rasionalis. Segala
sesuatunya harus ada alasan rasional. Dan saya selalu mendiskusikan kondisi
Shanaz dengan para ahlinya. Bersyukur shanaz menemukan tim Ahli yang siap saya
recoki dengan segudang pertanyaan setiap harinya. Ada dokter THT nya, ada
Audiologistnya, dan ada terapisnya juga. Saya dan mereka sama-sama mempunyai
tujuan yang sama, yaitu berusaha menyelamatkan verbal Shanaz.
Seperti yang saya sebut diatas
sebelum memutuskan melakukan implan koklea, saya sudah melakukan banyak hal.
Berawal dari saya ingin evaluasi
Shanaz setelah 6 bulan memakai alat bantu dengarnya. Evaluasi per 6 bulan
sebenarnya adalah hal wajib yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa anak
kita sudah berada di jalur yang benar atau tidak. Nah dari sana dokter THT nya
menemukan shanaz mempunyai cairan di telinga tengahnya. Saat itu hasil ASSR
Shanaz adalah 80-85 dB. Mengalami kenaikan dari ASSR pertama 80-110 dB. Menurut dokter jika cairannya
diobati sangat disarankan untuk melakukan ASSR ulang karena kemungkinan besar
pasti dB nya akan lebih baik lagi.
![]() |
Saat mengambil darah untuk prosedur pra operasi |
Singkat cerita setelah
berbulan-bulan melakukan observasi dengan diberi obat minum alergi dan nasal
spray, tetapi cairan yang di telinga tengah tetap ada. Dicurigai salah satu
penyebab cairanya itu muncul sumbernya dari Adenoidnya yang terus membesar.
Sampai pada akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan Adenoid
atau disebut dengan Adenoidectomy dan juga memasang grommet di kedua telinga
Shanaz.
Cerita ini sudah pernah saya
tulis di operasi pengangkatan adenoid pada shanaz
Setelah itu dokter kembali
melakukan ASSR untuk Shanaz. Karena diharapkan saat cairannya sudah diangkat
tentu ASSR nya akan semakin baik. Dan yeah benar saja, hasil ASSR terakhir
adalah 70-90 dB. Dengan hasil seperti ini
sebenarnya Shanaz tidak lah butuh implan koklea. Dokter juga mengatakan alat
bantu dengarnya sudah cukup menjangkau gangguan pendengarannya. Setidaknya
untuk satu sisi. Satu sisi lagi sudah masuk ke dalam gangguan pendengaran
sangat berat (profound). Tapi itu harusnya tidak akan jadi masalah besar.
Karena nantinya yang akan menjadi kendala Shanaz nanti adalah lokalisir suara.
Tapi toh yang paling penting modal untuk menyelamatkan verbalnya sudah lebih
dari cukup.
Tapi ternyata masalah Shanaz
tidak selesai sampai sini. Setelah sebulan operasi adenoid dan pemasangan
grommet, dia mengalami infeksi. Satu bulan dia tidak memakai alat bantu
dengarnya. Dan dia mengalami penurunan daya tangkap. Hati ibu mana yang tidak
hancur saat melihat si anak menunjuk ke telinganya meminta alatnya tapi tidak
bisa digunakan.
Dan infeksi ini tidak hanya
terjadi sekali, tapi beberapa kali. Yang kanan membaik, gantian yang kiri.
Dua-duanya dalam kondisi bagus, eh tidak sampai seminggu muncul lagi cairannya.
Begitu aja terus, sehingga pemakaian alatnya dan terapinya jadi sangat tidak
efektif.
![]() |
Detik-detik sebelum masuk kamar operasi |
Menurut dokter diagnosa Shanaz
ini disebut otitis media. Otitis media yang terlalu lama terjadi menyebabkan
mastoid kronis. Dan kemungkinan lainnya apabila sudah dibiarkan terlalu lama
seperti ini adalah akan muncul jaringan-jaringan infeksi didalamnya.
Maka itu dokter menyarankan
rencana tindakan terbaik untuk Shanaz adalah sebelah kanan shanaz dilakukan
operasi Tympanomastoidectomy (tujuannya untuk membersihkan tulang-tulang
mastoid yang muncul akibat otitis media yang terjadi berulang) dan sebelah kiri
dipasang Implan koklea.
Kenapa harus dipasang Implan
koklea? Karena apalah artinya Shanaz punya 70 dB jika dia tidak bisa
menggunakan alatnya karena bolak balik muncul cairan itu tadi (belum lagi kalau
kemudian sampai terjadi infeksi). Sedangkan
jika menggunakan implan koklea suara tidak lagi masuk melalui telinga
tengah, tapi langsung lewat jalan pintas menuju ke koklea(rumah siput)nya. Jadi
apa pun yang sedang terjadi dengan telinga tengahnya atau ketika cairan lagi
banyak-banyaknya dan suara tidak optimal didengar oleh alat bantu dengarnya,
maka dia tetap bisa mendengar dan menggunakan alatnya melalui telinga kiri yang
sudah diimplan koklea.
Karena saat ini Shanaz sedang
dikejar waktu. Banyak sekali waktu yang harus ditebus untuk mengejar umur
pendengarannya setara dengan umur biologisnya (atau disebut juga umur
kronologis). Jadi yang dibutuhkan Shanaz saat ini adalah akses suara yang super
mulus seperti jalan toll. Diusahakan hambatan seminimal mungkin agar
target-target yang diharapkan bersama dapat tercapai dengan baik.
Meski begitu beberapa kali
dokternya mengingatkan kondisi Shanaz tidak lah sama dengan teman-temannya
lainnya yang sama sekali tidak punya riwayat otitis media. Cairan itu bisa saja
muncul lagi dan lagi, dan yang namanya ada alat yang dimasukkan ke dalam tubuh,
bukan tidak mungkin bisa menyebabkan infeksi. Apalagi implan koklea adalah implan
yang paling rentan terkena infeksi karena kondisinya yang terbuka dibandingkan
implan anggota tubuh yang lain.
Dan kalau sudah begitu alat
implan kokleanya bisa tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal paling buruk yang mungkin saja
terjadi adalah tubuhnya menolak alat tersebut. Jadi oleh karena itu dokter
sangat menyarankan untuk melakukan
beberapa antisipasi seperti menghindari pemicu penyebab munculnya cairan
dan juga diberikan obat alergi secara berkesinambungan agar mendapatkan hasil
yang maksimal.
![]() |
Saat baru keluar dari kamar operasi |
Oh ya sedikit informasi otitis
media ini sering muncul pada anak-anak yang memiliki bawaan alergi. Saya belum
tahu persis shanaz alergi apa, tapi kecurigaan terbesarnya adalah alergi
kelembapan udara dan debu karena ayah dan kaka keduanya juga mempunyai alergi
yang sama.
Lalu pertanyaan lain yang muncul
adalah apakah semua anak Tuli dengan riwayat otitis media ini harus dipasang
implan koklea? Tidak juga sih. Saya pernah mendengar cerita anak yang memiliki
riwayat yang sama dengan Shanaz tapi dia bisa bicara dengan baik tanpa harus
diimplan koklea. Tentu lah itu karena kondisi setiap anak tidak ada yang
benar-benar sama.
Jadi tetap harus selalu
konsultasikan kondisi anak kita kepada ahlinya ya. Pendapat dari ahlinya tentu
lebih akurat daripada pendapat orang awam. Berbagi dengan sesama orang tua
tidaklah salah, tapi menjadi sangatlah tidak bijak ketika plek-plek menyamakan
atau bahkan mengaplikasikan kondisi anak orang lain terhadap anak kita. Percaya
lah, ketika punya tim ahli yang kita percayai, itu akan sangat mudah untuk kita
memutuskan langkah terbaik apa yang harus kita lakukan untuk anak kita.
Inti tulisannya ini sebenarnya
adalah memutuskan memasang implan koklea ke tubuh anak kita adalah sebuah
komitmen seumur hidup. Sebelum memutuskan pastikan sudah melakukan banyak hal
dan menyalahkan alat adalah hal terakhir yang akan kalian lakukan. Karena sering sekali saya mendengar para orang tua yang mengeluh katanya anaknya tidak cocok
dengan ABD, soalnya sampai sekarang tidak respon, lalu ketika ditanya apakah
anaknya melakukan terapi atau tidak, dia menggeleng. Saat ditanya apakah
anaknya sudah dimasukkan bahasa yang cukup dengan 1500 kata per jam, dia cuma
mesem. Kalau begitu sih jangankan ABD, dengan implan koklea pun (maap kata nih)
saya tidak yakin hasilnya akan seperti yang diharapkan.
Nanti di tulisan berikutnya saya
akan tulis hal-hal apa saja yang harus dilakukan sebelum akhirnya memutuskan
untuk melakukan implan koklea ya. Sekarang saya mohon doanya saja untuk Shanaz
agar semua yang sudah diikhtiarkan ini memberikan hasil terbaik ya teman-teman.
Doa yang sama juga untuk anak-anak ibu dan bapak semua.
![]() |
Masa penyembuhan pasca operasi,Alhamdulillah masih mau makan |
Terharu baca perjuangan kak Ferna dan shahnaz. Semoga implan yang dipake cocok tanpa respon penolakan tubuhnya shahnaz, otitis medianya gk eksaserbasi lagi dan jangan sampai muncul lagi trus shahnaz bisa cepat kejar perkembangan pendengaran sesuai dgn umur kronologisnya. Aamiin.
ReplyDeleteHiks, jadi pengen mewek nih mba Ferna. Sukses terus buat Shanaz ya, smg habilitasinya lancar, kondisi tubuhnya juga baik.
ReplyDeleteYa Allah... Terharu bacanya. Stay strong buat mba dan little shahnaz😊 semoga Allah senantiasa menjaga mba sekeluarga. Aamiin.
ReplyDeleteAku boleh ngefans sama shahnaz ya mbak 😍
ReplyDeleteShe's so adorable and strong
Emaknya terutama, semoga apa yang diikhtiarkan membawa hasil yaa maaakk
Nanti ketika balik ke Pekanbaru lagi, pengen deh ketemu shahnaz
semangat dek shanaz !! kamu kuat.
ReplyDeleteAlhamdulillah, semiga segala usaha diijabah dan salam sayang buat shamaz ya
ReplyDeleteTerharu banget bacanya. Semoga mba tetap tangguh ya, dan implan koklea adek Shahnaz berjalan lancar dan nggak terjadi penolakan di tubuhnya. Aamiin.
ReplyDeleteSemangat dedek, kamu pasti sembuh yah :*
ReplyDeleteDoa terbaik untuk shahnaz, semoga implannya bisa diterima oleh tubuh dan semuanya jadi lebih baik lagi...stay strong ya mbak, kecup hangat buat dek Shahnaz...
ReplyDelete